Mencegah Stunting dengan makan -KESEHATAN |ERANEWS.ID – Makan siang memegang peran penting dalam asupan nutrisi anak-anak dan dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan mereka, termasuk risiko stunting. Sejumlah penelitian menyoroti hubungan antara kebiasaan makan siang dan kejadian stunting, meskipun temuan mereka belum selalu konsisten. Studi yang dilakukan oleh Wati et al. (2022) menyatakan bahwa balita yang tidak mendapatkan makan cukup memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting, terutama jika asupan nutrisi mereka tidak mencukupi. (1)
Dengan hal tersebut, apakah stunting dapat dicegah hanya dengan makan? Jawabannya tidak, penting untuk dicatat bahwa faktor lain juga berperan dalam kejadian stunting. Sebuah scoping review oleh Novianti dan Padmawati (2020) menemukan bahwa selain makanan, asupan nutrisi secara keseluruhan dan kondisi lingkungan, seperti akses terhadap air bersih, air minum, dan jamban sehat juga berkontribusi signifikan terhadap risiko stunting.(2) Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengatasi stunting secara efektif, diperlukan pendekatan holistik dan komprehensif mencakup pemberian makan siang yang sehat, perbaikan akses terhadap gizi, sanitasi, dan lingkungan yang bersih.
Untuk memenuhi nutrisi anak, makanan yang diberikan juga harus diperhatikan. Uce, seorang dosen UIN Banda Aceh mengemukakan bahwa jenis makanan yang dikonsumsi selama makan siang juga berperan penting dalam pertumbuhan anak-anak. Makanan yang kaya akan nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, protein, dan karbohidrat kompleks, dapat membantu mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, sementara makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan rendah serat dapat berkontribusi pada masalah pertumbuhan seperti stunting. “Ada yang namanya piramida makanan, dari situ bisa dilihat kalau kebutuhan buah itu adalah dua sampai tiga porsi per hari, itu minimal, porsi tersebut berlaku untuk anak maupun dewasa” kata dr. Diana, seorang dokter spesialis gizi klinik dari Universitas Indonesia. (Antara, 1/08/22, 19:04 WIB)
Selain makanan, aspek sosio-ekonomi juga memainkan peran penting dalam hubungan antara makan siang dan stunting. Penelitian oleh Soleha dan Zelharsandy (2023) menemukan bahwa anak-anak dengan keluarga tingkat pendapatan rendah cenderung memiliki akses yang lebih terbatas terhadap makanan bergizi, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. (3)
Oleh karena itu, untuk mengurangi kejadian stunting, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor swasta, dan komunitas lokal. Program intervensi yang mencakup pendidikan gizi, akses terhadap makanan bergizi, pembangunan infrastruktur sanitasi, dan peningkatan status sosio-ekonomi merupakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi stunting secara efektif.
Pemberian makan siang di sekolah juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam memberikan asupan nutrisi yang diperlukan bagi anak-anak, terutama bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi, namun factor lain seperti lingkungan, pengetahuan, serta kesetaraan sosio-ekonomi juga perlu diperhatikan (Red).
Reference:
- Wati L, Musnadi J. Hubungan Asupan Gizi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Di Desa Padang Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya. J Biol Educ. 2022;10(1):44–52.
- Novianti S, Padmawati RS. Hubungan Faktor Lingkungan Dan Perilaku Dengan Kejadian Stunting Pada Balita : Scoping Review. J Kesehat Komunitas Indones. 2020;16(1):153–64.
- Soleha M, Tri Zelharsandy V. Pengaruh Paritas Di Keluarga Terhadap Status Gizi Anak Balita : Literature Review. Lentera Perawat. 2023;4(1).
- https://www.antaranews.com/berita/3031845/dokter-gizi-sarankan-konsumsi-buah-minimal-tiga-porsi-sehari
- Pict 1: https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/20327/intervensi/448431/pemberian-makanan-tambahan-mt-untuk-balita-stunting-dan-balita-gizi-kurang-kurus-hari-ke-12-di-desa-sarirejo
- Pict 2: https://kesmas-id.com/4-sehat-5-sempurna-sudah-ketinggalan-zaman/gambar-piramida-makanan-pedoman-gizi-seimbang/