Kuliner, SuaraPalembang – Palembang, ibu kota Provinsi Sumatera Selatan, dikenal sebagai kota yang kaya akan tradisi dan budaya, termasuk dalam hal kuliner. Kuliner khas Palembang memang memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya berbeda dari kuliner di daerah lain di Indonesia. Ciri khas utama dari makanan Palembang terletak pada penggunaan bahan-bahan lokal yang unik serta teknik memasak yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sejarah kuliner Palembang tidak bisa dilepaskan dari pengaruh berbagai budaya yang datang melalui jalur perdagangan pada masa lampau. Sebagai salah satu pusat perdagangan maritim di Asia Tenggara, Palembang menjadi tempat bertemunya berbagai budaya, termasuk Cina, Arab, India, dan Eropa. Pengaruh budaya ini memperkaya cita rasa dan ragam masakan khas Palembang yang kita kenal saat ini.
Misalnya, makanan seperti pempek yang sangat terkenal tidak hanya mencerminkan keterampilan lokal dalam memasak, tetapi juga adaptasi dari pengaruh Cina. Selain itu, bahan-bahan seperti ikan, yang mudah didapat dari Sungai Musi, menjadi komponen utama dalam berbagai hidangan. Ini menciptakan karakteristik rasa yang sangat khas dan autentik, berbeda dari kuliner di daerah lain di Indonesia.
Sebagai kota yang kaya sejarah, Palembang juga memiliki ritual dan tradisi yang terkait dengan makanannya. Makanan bukan hanya sekedar kebutuhan sehari-hari, tetapi juga bagian dari upacara adat, perayaan keagamaan, serta simbol identitas budaya. Inilah yang membuat kuliner khas Palembang begitu istimewa.
Sebelum kita menjelajahi lebih lanjut mengenai makanan wajib coba di Palembang, pemahaman tentang latar belakang sejarah dan pengaruh budaya ini akan membantu kita menghargai setiap hidangan yang kita cicipi. Dengan kekayaan dan keanekaragaman yang ditawarkan, kuliner Palembang tidak pernah gagal untuk meninggalkan kesan mendalam bagi siapa saja yang mencobanya.
Pempek: Ikon Kuliner Palembang
Pempek merupakan makanan khas Palembang yang telah menjadi ikon kuliner kota ini. Makanan tradisional ini terbuat dari campuran ikan dan tepung sagu, yang diolah menjadi berbagai bentuk dan varian. Jenis-jenis pempek yang paling populer termasuk pempek lenjer, pempek kapal selam, dan pempek adaan. Pempek lenjer berbentuk panjang seperti silinder, sementara pempek kapal selam berisi telur ayam di dalamnya. Pempek adaan biasanya berbentuk bulat dengan tekstur lebih padat.
Proses pembuatan pempek cukup sederhana namun memerlukan keterampilan khusus. Ikan segar, seperti ikan tenggiri, dihancurkan dan dicampur dengan tepung sagu hingga membentuk adonan yang elastis. Adonan ini kemudian dibentuk sesuai dengan jenis pempek yang diinginkan. Setelah pembentukan, pempek direbus dalam air mendidih hingga matang. Beberapa jenis pempek, seperti pempek adaan, juga dapat digoreng setelah direbus untuk menambah kerenyahan.
Selain pempek itu sendiri, saus cuko adalah pendamping yang tidak boleh ketinggalan. Cuko terbuat dari campuran gula merah, asam jawa, cabai, dan bawang putih, memberikan rasa pedas, manis, dan asam yang khas. Kombinasi pempek yang gurih dengan cuko yang tajam menciptakan cita rasa yang unik dan menjadi favorit banyak orang. Saus cuko ini biasanya disajikan dalam porsi kecil sebagai celupan, namun bisa juga dituang langsung ke atas pempek.
Bagi pengunjung yang baru pertama kali ke Palembang, mencicipi pempek adalah suatu keharusan. Tidak hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena pempek mencerminkan budaya kuliner Palembang yang kaya dengan sejarah dan tradisi. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan keunikan pempek saat berkunjung ke Palembang.
Pindang Patin dan Pindang Tulang: Hidangan Khas Berkuah
Pindang Patin dan Pindang Tulang merupakan dua hidangan berkuah yang menjadi ikon kuliner Palembang, Sumatera Selatan. Kedua hidangan ini memiliki perbedaan yang mendasar dari segi bahan dasar dan cara memasaknya, namun tetap menawarkan cita rasa yang khas dan menggiurkan.
Pindang Patin dibuat dari ikan patin, yang dikenal dengan teksturnya yang lembut dan gurih. Proses memasaknya melibatkan rebusan ikan bersama rempah-rempah khas seperti kunyit, lengkuas, serai, daun salam, dan asam jawa. Rasa Pindang Patin sangat segar dan menyegarkan, berkat perpaduan rempah-rempah yang memberikan aroma harum dan rasa agak asam yang khas.
Di sisi lain, Pindang Tulang menggunakan tulang sapi sebagai bahan utamanya. Proses memasaknya hampir serupa dengan Pindang Patin, dengan tambahan bumbu bawang merah, bawang putih, dan cabai merah untuk meningkatkan cita rasa. Kuah pindang ini lebih kental dan kaya rasa dibandingkan Pindang Patin, karena kaldu dari tulang sapi memberikan kelezatan yang tidak dapat ditiru oleh jenis daging lainnya. Kedua hidangan ini biasanya disajikan dengan pelengkap seperti irisan tomat, daun kemangi, dan potongan nanas, yang menambah kesegaran dari kuahnya.
Tidak hanya Pindang Patin dan Pindang Tulang, Palembang juga memiliki variasi pindang lain yang kurang dikenal namun tetap lezat, seperti Pindang Udang dan Pindang Baung. Walaupun bahan dasar dan cara memasaknya sedikit berbeda, esensi dari cita rasa segar dan penggunaan rempah-rempah tetap dipertahankan. Setiap jenis pindang menawarkan sensasi rasa yang unik, menjadikannya hidangan yang wajib dicoba bagi pecinta kuliner Nusantara.
Leker di Palembang: Kuliner Manis Seperti Kue Delapan Jam dan Engkak Ketan
Menjelajahi kuliner Palembang tak lengkap tanpa mencicipi aneka makanan penutup dan camilan manis khas daerah ini. Salah satu yang paling terkenal adalah Kue Delapan Jam, yang dinamakan demikian karena memerlukan proses pemanggangan selama delapan jam. Kue ini memanfaatkan bahan-bahan sederhana seperti telur, gula, dan susu, namun hasil akhirnya sangat istimewa, bertekstur lembut dan manis.
Rasa autentik dan cara pembuatan yang telaten membuat Kue Delapan Jam sering hadir pada acara-acara spesial seperti pernikahan atau perayaan tertentu di Palembang. Kue ini memiliki tekstur yang sangat lembut, hampir menyerupai puding, namun dengan ketebalan yang memadai untuk dipotong dan disajikan. Telur dan gula yang dimasak dalam waktu panjang memberikan karamelisasi alami yang menghasilkan rasa kaya dan warna keemasan.
Tak kalah menarik, Engkak Ketan menjadi pilihan lainnya sebagai camilan manis khas Palembang. Kue ini menggunakan bahan dasar ketan dan santan, memberikan kelezatan dan rasa manis yang khas. Engkak Ketan memiliki tekstur kenyal yang membuatnya unik dan sangat digemari. Proses pembuatannya juga cukup telaten, membutuhkan campuran yang tepat antara ketan, santan, gula, dan telur, yang kemudian dipanggang hingga matang sempurna.
Bagi wisatawan atau penduduk lokal yang ingin menikmati Kue Delapan Jam dan Engkak Ketan, di Palembang terdapat beberapa tempat yang terkenal menyajikan kue-kue ini dengan cita rasa autentik. Misalnya, Kedai Kue Tradisional di kawasan Ilir Timur yang telah lama menjadi favorit warga lokal. Di sini, pengunjung dapat merasakan langsung kenikmatan asli kue-kue tradisional dengan suasana yang nyaman dan pelayanan ramah.
Demikianlah ragam kuliner manis khas Palembang yang sayang untuk dilewatkan. Dari Kue Delapan Jam yang memikat dengan tekstur lembut dan rasa manis pekat, hingga Engkak Ketan dengan kekenyalan dan kelezatan uniknya. Kunjungan ke Palembang akan terasa sempurna dengan mencicipi sajian-sajian tradisional ini. (*)