Edukasi | Eranews.id – Istilah “kumpul kebo” sudah tidak asing lagi di Indonesia. Frasa ini kerap digunakan untuk menggambarkan situasi di mana sepasang kekasih hidup bersama tanpa ikatan pernikahan yang sah.

Meskipun sering digunakan dalam konteks negatif, jarang yang benar-benar memahami arti dan asal-usul dari istilah ini. Bagaimana sebenarnya istilah ini muncul dan apa yang dimaksud dengan “kebo”?

Dalam bahasa Jawa, “kebo” berarti kerbau. Kerbau dikenal sebagai hewan ternak yang sering terlihat hidup berkelompok, biasanya tanpa aturan atau komitmen tertentu.

Istilah “kumpul kebo” pun berkembang dari pengamatan ini, di mana dua kerbau bisa hidup berdampingan tanpa “ikatan” seperti yang dimiliki oleh manusia dalam pernikahan.

Frasa ini kemudian digunakan secara kiasan untuk menggambarkan hubungan antara dua orang yang tinggal bersama tetapi belum menikah, dianggap “bebas” dari norma-norma sosial tradisional.

Dari segi sejarah, istilah ini menjadi populer ketika masyarakat Indonesia, khususnya di daerah Jawa, mulai melihat adanya perubahan gaya hidup yang lebih liberal di perkotaan.

Banyak pasangan yang memilih tinggal bersama sebelum menikah, sesuatu yang dulu dianggap tabu dan tidak sesuai dengan norma sosial dan agama. Kumpul kebo menjadi cara untuk mengecam gaya hidup yang dianggap tidak sesuai dengan adat istiadat.

Sampai saat ini, “kumpul kebo” tetap memiliki konotasi negatif di masyarakat tradisional Indonesia, meskipun seiring waktu, semakin banyak pasangan yang menjalani hubungan seperti ini.

Istilah ini terus digunakan dalam percakapan sehari-hari dan media, meskipun ada perubahan persepsi tentang hubungan di luar pernikahan di kalangan generasi muda.

Pada dasarnya, kumpul kebo menggambarkan bagaimana masyarakat menanggapi perubahan gaya hidup dan hubungan.

Meskipun begitu, banyak yang mulai mempertanyakan relevansi istilah ini di zaman modern, mengingat banyak pasangan yang memilih hidup bersama tanpa pernikahan resmi karena alasan praktis atau budaya yang terus berkembang.

 

 

Iklan